
Konflik antara Iran dan Israel bukan hal baru dalam politik Timur Tengah. Namun, setiap eskalasi baru dalam konflik tersebut memunculkan pertanyaan besar: di pihak mana negara-negara regional seperti Arab Saudi akan berpihak?
Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika kawasan mengalami pergeseran, dengan Iran semakin vokal terhadap Israel, sementara Arab Saudi memilih pendekatan lebih diplomatis dan strategis.
Arab Saudi dan Iran: Sejarah Rivalitas Panjang
Sebelum menjawab apakah Arab Saudi termasuk negara yang membela Iran menyerang Israel, kita perlu memahami hubungan kompleks kedua negara. Arab Saudi dan Iran dikenal sebagai dua kekuatan besar di dunia Islam yang sering bersaing secara ideologis dan politik.
Iran sebagai negara Syiah dan Arab Saudi sebagai negara Sunni konservatif kerap bersaing dalam mempengaruhi dunia Muslim. Persaingan ini berdampak pada konflik di Yaman, Suriah, Lebanon, dan Irak.
Posisi Arab Saudi dalam Konflik Iran-Israel
Arab Saudi tidak secara terbuka membela Iran dalam konfliknya dengan Israel. Hingga saat ini, Arab Saudi cenderung mengedepankan diplomasi dan stabilitas kawasan.
Namun, ada beberapa sikap yang menarik perhatian:
-
Pernyataan Kementerian Luar Negeri
Dalam beberapa insiden serangan militer antara Iran dan Israel, Arab biasanya mengeluarkan pernyataan netral. Mereka mengecam kekerasan namun tidak menyatakan dukungan eksplisit ke salah satu pihak. -
Normalisasi dengan Israel: Ditangguhkan?
Arab Saudi sempat menjajaki normalisasi hubungan dengan Israel. Namun, rencana ini ditunda, terutama setelah meningkatnya ketegangan antara Israel dan warga Palestina. Ini menjadi tanda bahwa Arab Saudi masih menimbang langkahnya dengan hati-hati. -
Hubungan Membaik dengan Iran
Sejak 2023, hubungan Arab dan Iran mulai mencair berkat mediasi Tiongkok. Kedua negara membuka kembali kedutaan besar dan menjalin komunikasi intensif. Meski ini tidak berarti Arab Saudi membela Iran secara militer, tetapi menunjukan kemauan untuk memperbaiki hubungan.
Persepsi Internasional terhadap Sikap Arab Saudi
Banyak analis internasional menilai bahwa Arab Saudi memainkan peran “penengah diam-diam” dalam konflik regional. Mereka tidak menginginkan eskalasi besar yang bisa mengancam kestabilan ekonomi kawasan, terutama karena posisi strategis Kerajaan di dunia energi.
Kehadiran Arab Saudi di forum-forum internasional seperti OIC (Organisasi Kerja Sama Islam) dan G20 juga mendorong sikap lebih moderat dalam menyikapi konflik bersenjata.
Tantangan Diplomasi Arab Saudi di Tengah Krisis Regional
Sebagai pemimpin dunia Muslim, Arab Saudi menghadapi dilema besar. Di satu sisi, mereka ingin menjaga hubungan baik dengan negara-negara besar seperti AS dan negara-negara Arab moderat. Di sisi lain, tekanan dari rakyat dan negara-negara Muslim untuk bersikap tegas terhadap Israel dan mendukung perjuangan Palestina juga meningkat.
Situasi ini menjadikan posisi Arab Saudi sangat strategis sekaligus rumit.
Kesimpulan: Tidak Membela, tapi Menjaga Keseimbangan
Jadi, apakah Arab termasuk negara yang membela Iran menyerang Israel? Jawabannya: tidak secara langsung. Arab Saudi lebih memilih untuk menjaga kestabilan kawasan dan berperan sebagai penyeimbang geopolitik.
Melalui pendekatan diplomasi dan kerja sama kawasan, Arab tampaknya ingin menjaga peran sentralnya tanpa terlibat langsung dalam konflik militer antara Iran dan Israel.
Baca Juga : Rudal untuk Lindungi Jamaah Haji: Keamanan Haji di Era Modern.